Pusat Telaah dan Informasi Regional untuk Semarang (PATTIROS) mendorong Pemerintah Kota Semarang untuk lebih serius memperhatikan kualitas pembangunan infrastruktur di wilayahnya. Hal ini disampaikan menyusul ditemukannya sejumlah persoalan pada proyek-proyek pembangunan infrastruktur yang menunjukkan indikasi kurang cermat, baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan di lapangan.
Salah satu contoh yang disoroti adalah pembangunan jalur penyelamat di kawasan Sigar Bencah yang fungsionalitasnya kini dipertanyakan publik, sebelumnya proyek ini juga sempat mengalami longsor dalam proses pengerjaanya. Selain itu, proyek peningkatan jalan di Sambiroto Raya juga menimbulkan pertanyaan setelah sejumlah ruas mengalami ambles, padahal jalan tersebut baru selesai dikerjakan pada akhir tahun 2024.
“Ketidakcermatan dalam merencanakan dan melaksanakan proyek infrastruktur sangat merugikan masyarakat. Bukan hanya berpotensi menimbulkan kerugian negara, tetapi juga berdampak langsung terhadap aktivitas publik yang sudah tertib membayar pajak.” ujar Ilham, Manager Advokasi PATTIROS.
Menurut PATTIROS, proyek-proyek infrastruktur seharusnya menjadi contoh transparansi, akuntabilitas, dan kualitas pelayanan publik. Namun, ketika pelaksanaan proyek dilakukan asal-asalan, hal ini justru memperburuk kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
“Kami khawatir, semakin banyak kasus penyelewengan dan buruknya mutu pekerjaan akan membuat kepercayaan publik terhadap pemerintah semakin menurun, implikasinya adalah masyarakat semakin enggan membayar pajak. Padahal pajak merupakan sumber utama pembiayaan pembangunan,” tegasnya.
PATTIROS menyerukan kepada Pemkot Semarang untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap proses perencanaan, pelaksanaan, hingga pengawasan proyek-proyek infrastruktur. Selain itu, penting untuk melibatkan masyarakat dalam proses monitoring untuk memastikan pembangunan berjalan sesuai dengan prinsip tata kelola yang baik.